
Di tengah dunia yang semakin digital dan serba cepat, banyak orang tua mulai lupa bahwa permainan sederhana seperti rumah-rumahan dan masak-masakan menyimpan kekuatan besar dalam perkembangan anak. Padahal, naluri anak dalam menciptakan “dunia kecil” miliknya adalah fondasi yang penting bagi pertumbuhan psikologis, fisik, dan mental mereka.
Di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, kita bisa melihat bahwa anak-anak dari berbagai latar belakang budaya memiliki kecenderungan yang sama: membangun rumah-rumahan dari selimut atau kardus, serta bermain masak-masakan menggunakan daun, pasir, dan air. Aktivitas ini bukan sekadar bentuk hiburan, tetapi juga mencerminkan naluri alami yang mendalam dalam proses tumbuh kembang mereka.
Naluri Anak untuk Menciptakan Ruang Aman
Salah satu alasan utama mengapa anak suka bermain rumah-rumahan adalah karena mereka secara naluriah mencari tempat yang membuat mereka merasa aman. Dalam dunia buatan mereka sendiri, anak-anak bisa menjadi diri mereka sepenuhnya—mengekspresikan perasaan, membayangkan peran, dan membangun dunia tanpa tekanan.
Menurut Erik Erikson (1963), tahap awal perkembangan identitas anak bergantung pada rasa aman dan otonomi. Rumah-rumahan adalah bentuk fisik dari kebutuhan psikologis ini. Di dalamnya, anak merasa memiliki kendali dan ruang untuk mengeksplorasi peran sosial yang ada di sekitarnya.
Peran Imajinasi dan Kreativitas dalam Perkembangan Otak
Ketika anak membangun rumah-rumahan atau bermain masak-masakan, mereka sedang melakukan permainan simbolik, yaitu bentuk permainan yang mencerminkan proses berpikir abstrak. Anak bisa berpura-pura menjadi orang tua, dokter, atau bahkan koki yang sedang menyiapkan makan malam.
Menurut Jean Piaget, permainan imajinatif ini adalah tahap penting dalam perkembangan kognitif anak, di mana mereka mulai memahami simbol, hubungan sebab-akibat, dan membentuk pemahaman awal tentang dunia nyata. Selain itu, kegiatan seperti ini membantu membentuk jalur neural penting di otak, yang kelak berperan dalam kreativitas dan pemecahan masalah di usia dewasa.
Dampak Positif terhadap Kesehatan Mental dan Emosional
Child Mind Institute menyebutkan bahwa bermain bebas dan penuh imajinasi dapat mengurangi stres, meningkatkan regulasi emosi, serta membantu anak mengelola ketakutan dan kecemasan. Rumah-rumahan menjadi tempat perlindungan simbolik, sedangkan permainan masak-masakan menciptakan rutinitas yang menenangkan dan penuh makna.
Selain itu, dalam permainan kelompok, anak belajar mengenali dan memahami perasaan orang lain. Mereka belajar bergiliran, berdiskusi, dan kadang berkonflik lalu menyelesaikannya. Ini adalah keterampilan sosial dan emosional yang sangat penting bagi mental wellness mereka ke depan (Hughes, 2010).
Oleh: Heri Tarmizi